Minggu, 31 Januari 2021

Wisata Semarang

Halo jumpa lagi di blog ini. Selamat pagi, siang, sore ataupun malam buat yang baca blog saya wkwk. Kali ini saya akan membagikan artikel tentang pariwisata di kota Semarang Jawa Tengah. Semarang sendiri adalah ibukota dari provinsi Jawa Tengah letaknya berada antara Yogyakarta dan Solo. Sektor pariwisata di kota ini memang sangat mempesona dan membuat kita terpesona😅😂 (kayak lagu aja deh wkwk). 

Kota semarang merupakan tujuan destinasi wisata yang recommended banget lah pokoknya buat kalian yang ingin berkunjung kesini. Menawarkan berbagai wisata seperti Taman Kota, Simpang Lima Semarang, Kawasan Tugu Muda, Lawang Sewu, Pelabuhan Tanjung emas dan masih banyak lagi deh yang tersembunyi😁

Kuliner yang sangat familiar di Semarang ini adalah 'Lumpia'. Rasanya uhh, sangat enak untuk dinikmati di siang hari ataupun saat bercanda dengan teman dan keluarga. Rasanya tidak lengkap jika kita tidak berkunjung ke Kota Lama, ya, sebuah wisata mirip dengan malioboro yang ada di kota Yogyakarta menawarkan berbagai bangunan peninggalan sejarah dan kolonial. Apalagi kalo malam hari dijamin betah deh, ga mau pulang pokoknya wkwk😂

Pemandangan Kota Lama Semarang di malam hari😁

Sangat memanjakan mata sekali gaes nampaknya wkwk, apalagi menikmati malam di kota Semarang dengan makan lumpia, dijamin terasa lengkap Liburan anda muehehe😅 Kalau jalan sama pacar malah lebih syahdu lagi kayaknya ya gaes. Buat yang jomblo sabar aja deh hehe.. 

Di kota lama ini para wisatawan dapat berkeliling sekaligus belajar mengenai sejarah dahulu tentang jaman kolonial ataupun pada saat penjajahan belanda dll. Dari sini kita dapat meng explore sebuah bangunan yang lumayan cukup lama untuk usianya. Jadi jangan khawatir, kita bermain juga sekaligus belajar tentang sejarah gaes. Mantap bukan? Hihi. 

Berikut foto foto kawasan kota Lama Semarang yang sangat eksotis sekali😄





Gimana gaes? So, tunggu apalagi yuk gaskeun Semarang😎

Disisi lain selain bangunan sejarah, banyak juga wisata yang bisa dijumpai di Kota Semarang. Saya akan bahas tentang Kawasan Simpang Lima Semarang. Di sini anda bisa menikmati hiruk pikuk nya kota ini pada siang dan malam hari. Kalau cuaca panas sebaiknya cari tempat yang teduh gaes😅 Biar kulit nanti tidak menghitam wkwk. Karena kalau panas malah sangat tidak nyaman nantinya, apalagi cuaca pas musim kemarau. Haduh, dijamin deh panasnya melebihi panasnya dia pindah dengan yang lain🤣 (Canda gaess) 

Iya memang di Simpang Lima Semarang letaknya di tengah pusat keramaian kota sendiri. Jadi sangat mudah diakses untuk jalan jalan kesini. Dan juga jangan kaget kalau kendaraan disini melintas sangat ramai sekali, kita nikmati saja pokoknya di semarang hehe. 



Mantap deh gaess wkwk

Yaudah yuk lah, jangan berlama lama menunggu nanti malah ga kesampaian pikniknya haha😅 oke sekian blog pada kesempatan ini, ada kurang dan lebihnya kami mohon maaf yang sebesar besarnya hehe. Terimakasih, sampai jumpa di Semarang gaess🙏😄

Salam,

Kamis, 28 Januari 2021

Proses Fisioterapi

 PROSES FISIOTERAPI

1. Anamnesis / assessment : pemeriksaan

2. Diagnosis

3. Perencanaan

4. Intervensi

5. Evaluasi

 ANAMNESIS

• Adalah suatu proses pemeriksaan pada perorangan atau kelompok yang berpotensi terjadi kelemahan, keterbatasan fungsi, ketidakmampuan atau kondisi kesehatan lain guna mengumpulkan data yang akan dijadikan dasar dalam mengambil tindakan selanjutnya

ANAMNESIS

• Merupakan pemeriksaan yang dilaksanakan dengan cara wawancara yang bertujuan untuk mendapatkan info yang mendukung penegakan diagnose
 

• Anamnesi dari segi sumber data dapat dibagi dalam autoanamnesis (tanya jawab dilakukan ke pasien
langsung) atau heteroanamnesis (tanya jawab dilakukan kepada orang lain yang dianggap mengetahui
kondisi pasien
 

• Anamnesis meliputi 2 hal yaitu subjektif dan objektif

A. ANAMNESIS SUBJEKTIF

1. Identitas pasien
2. Keluhan utama
3. Riwayat penyakit sekarang
4. Riwayat penyakit dahulu
5. Riwayat Keluarga
6. Riwayat pribadi
7. Data sosial

Identitas pasien

•Identitas pasien
meliputi: nama lengkap, umur, tempat dan tanggal lahir, alamat, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan

Keluhan utama

• Keluhan utama merupakan keluhan yang membuat pasien mencari pertolongan dan mendatangi layanan kesehatan dan tenaga kesehatan

Riwayat penyakit sekarang

• Riwayat penyakit sekarang (RPS) merupakan gambaran riwayat penyakit yang diderita pasien
saat ini, yang dimulai dan diakhiri pada masa sehatnya. Dalam RPS juga berisi kronologis sesuai dengan urutan waktu, perkembangan penyakit dan perjalanan penyakit.

Riwayat penyakit terdahulu

• Riwayat penyakit terdahulu (RPD) berisi pennyakit yang pernah diderita pasien sebelumnya, misalnya
apakah pasien pernah mengalami kecelakaan, operasi atau riwayat alergi. Perlu diperhatikan untuk menanyakan Riwayat penyakit terhadulu yang berkaitan dengan keluhan saat ini

Riwayat keluarga

•Data dari riwayat keluarga ini bersifat untuk mengetahui apakah ada penyakit yang bersifat herediter
atau penyakit menular yang disebabkan anggota keluarga terdekat

Riwayat pribadi

•Data riwayat pribadi merupakan informasi penting yang berkaitan dengan masalah, keluhan dan
penyakit yang diderita saat ini. Pertanyaan yang diajukan antara lain meliputi hobi dan kebiasaan yang dapat memperparah keluhan

Data sosial

•Data sosial yang perlu dikaji meliputi, lingkungan kerja, tempat tingal, aktivitas rekreasi dan aktivitas
social. Data sosial digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengolahan pasien secara holistik sehinga diperoleh hasil terapi yang maksimal

B. ANAMNESIS OBJEKTIF

1. Pemeriksaan tanda-tanda vital
2. Inspeksi
3. Palpasi
4. Perkuis
5. Auskultasi
6. Gerakan dasar
7. Pemeriksaan Spesifik

Pemeriksaan tanda-tanda vital

• Pemeriksaan tanda-tanda vital merupakan pemeriksaan kesehatan yang penting untuk menilai
fungsi fisiologi tubuh, pemeriksaan ini meliputi
 

➢Tekanan darah (mmHg)
➢Denyut nadi (x/menit)
➢Frekuensi pernapasaan (x/menit)
➢Suhu badan (oC)
➢Tinggi badan (cm)
➢Berat badan (kg)

Inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi

•Inspeksi : Melihat
• Palpasi : Meraba
• Perkusi : Mengetuk (reflek fisiologis)
• Auskultasi : Mendengarkan

Gerakan dasar

Meliputi pemeriksaan :
 

•Gerak aktif,
•Gerak pasif
•Gerakan melawan tahanan (isometrik)

Pemeriksaan Spesifik

• Pemeriksaan Spesifik Seperti pemeriksaan nyeri nyeri Visual Analoq Scale (VAS) atau dengan Numering Rating Scale (NRS), Range Of Motion (ROM) atau Lingkup Gerak Sendi (LGS), Manual
Muscle Test (MMT) dan lain sebagainya. Setiap kasus dapat dilakukan pemeriksaan fisik yang berbeda

• Tes Khusus
• Seperti Lasegue’s Test pada kasus Hernia Nucleus Pulposus, Anterior Drawer Test pada kasus osteoarthritis dan lain sebagainya. Setiap kasus memiliki tes khusus yang berbeda untuk menegakkan diagnosa

ANAMNESIS SISTEM

• Anamnesis sistem adalah tanya jawab yang bertujuan untuk megetahui gangguan yang lain yang terdapat dalam sistem lain dalam tubuh yang mungkin dapat berpengaruh dengan gangguan sistem yang diderita pasien dan juga ditunjukan untuk mengetahui keadaan tubuh pasien secara keseluruhan. Anamnesis sistem ada pada bagian kepala dan leher, Kardiovaskuler, Respirasi, Gastrointestinal, Urogenital, Muskuloskeletal dan Nervorum

Diagnosa

DIAGNOSA FISIOTERAPI

•Dari hasil anamnesis/assessment/pemeriksaan, seorang fisioterapi dapat menyimpulkan Diagnosa yang tepat pada seorang pasien.

Diagnosa Fisioterapi :

1. Disability
Impairment

2. Functional
Limitation

DIAGNOSA FISIOTERAPI

Impairment
Adanya gangguan kapasitas fisik yang dapat mengganggu dan berhubungan dengan aktivitas
fungsional dasar

DIAGNOSA FISIOTERAPI

Functional limitation
Merupakan terganggunya atau terbatasnya aktivitas seseorang dalam melakukan aktivitas fungsionalnya
yang berhubungan dengan kemandirian pasien disebabkan oleh adanya gangguan yang didapatkan
pada Impairment

DIAGNOSA FISIOTERAPI

Disability
Merupakan gangguan atau keterbatasan seseorang dalam melakukan aktivitas sehari-hari,
berinteraksi dan bersosialisasi dengan individu lain. Hal ini karena gangguan pada Impairment dan Functional limitation

DIAGNOSA FISIOTERAPI

DIAGNOSAFISIOTERAPI

- Tidak dapat bekerja
- Kelemahan otot tungkai bawah

- Tidak mampu menggerakkan kaki



PERENCANAAN - TUJUAN

JANGKA PENDEK
• Tujuan jangka pendek pada program fisioterapi adalah tujuan yang akan di capai setelah intervensi terapi selesai. Tujuan jangka pendek pada program fisioterapi adalah untuk mengurangi impraiment dan keluhan utama yang dirasakan oleh pasien


JANGKA PANJANG
• Tujuan jangka panjang pada program fisioterapi adalah tujuan yang akan dicapai untuk mengembalikan kapasitas fungsional pasien yang terhambat karena Impairment, memulihkan
keterbatasan pasien dan memulihkan disability pasien



INTERVENSI

• Adalah Tindakan yang dapat dilakukan fisioterapi dalam rangka mengurangi atau menghilangkan
masalah yang dialami pasien.
•Jenis jenis intervensi fisioterapi diantaranya:
✓Terapi Latihan
✓Elektroterapi
✓Terapi manipulasi
✓Massage
✓Dan lain sebagainya

Evaluasi

EVALUASI

• Tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari terapi yang diberikan, serta menetapkan perlu tidaknya modifikasi atau untuk merujuk ke tenaga kesehatan lain. Evaluasi dilakukan berdasarkan rencana evaluasi yang telah disusun, umumnya tercantum di tujuan jangka pendek dan
jangka panjang Dengan adanya evaluasi maka dapat dinilai apakah terapi yang diberikan sudah sesuai dengan standar pelaksanaan dan hasil terapi yang diharapkan atau belum

EDUKASI

EDUKASI

• Edukasi adalah proses pelatihan dan perkembangan pengetahuan,keterampilan, pikiran dan karakter (Jenifer,2017).

Paradigma Fisioterapi

 PENGERTIAN

Paradigma fisioterapi Indonesia mengacu kepada paradigma fisioterapi dunia yang didasari oleh deklarasi World Confederation For Physio Theraphy (WCPT) disebutkan
bahwa : “Pelayanan fisioterapi adalah pelayanan yang dilakukan kepada individu dan masyarakat dalam
memelihara, meningkatkan, memperbaiki gerak dan fungsi”.

Dengan paradigma baru fisioterapi Indonesia, maka terjadi pula perubahan dan fungsi fisioterapi dalam melakukan intervensi profesi yang lebih mengarah upaya pelayanan yang mencakup upaya-upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif (Ikatan Fisioterapi Indonesia, 2001).

SEJARAH FISIOTERAPI NASIONAL

Rehabilitasi Centrum (RC) pertama kali didirikan oleh Prof. DR. Soeharso di Solo yang dilatar belakangi oleh banyaknya para penyandang cacat akibat peran Dunia ke II yang tidak mendapat perlakuan yang semestinya sebagai bagian dari mahluk ciptaan Tuhan. Pelayanan
yang diberikan pada saat itu berupa Limb Fitting dan Vocational Training.

Pada tahun 1954 dibukalah sebuah klinik Orthopedi untuk mengatasi peningkatan kebutuhan akan
pelayanan medis terhadap kecacatan fisik yang dialami. Pada tahun 1956 dibukalah kursus masage
dan exercise selama 6 bulan yang diikuti oleh utusan dari Rumah Sakit dan orang yang telah
berpengalaman dalam bidang Keperawatan selama 2 tahun dan memiliki ijazah SMP. Pada tahun 1970 di Solo di dirikan Akademi Fisioterapi Murni non keperawatan.

APAKAH ITU FISIOTERAPI?

Menurut Kepmenkes RI nomor 1363/Menkes/SK/XII/2001

Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis
dan mekanis), pelatihan fungsi, komunikasi.

Fisioterapis secara khusus memandang tubuh dan kebutuhan potensi gerak merupakan pusat penentuan
diagnosis dan strategi intervensi dan konsiten dengan bentuk apapun dimana praktek fisioterapi dilakukan. Bentuk pelayanan Fisioterapi akan sangat bervariasi dalam hubungannya dengan dimana Fisioterapi bekerja maupun berkenaan dengan promosi, pencegahan, penyembuhan dan pemulihan kesehatan

APAKAH YANG DIKERJAKAN
FISIOTERAPIS?

Fisioterapi mengenali dan memaksimalkan potensi gerak yang berhubungan dengan lingkup promosi,
prevensi, penyembuhan dan pemulihan. Fisioterapi ikut dalam interaksi antara Fisioterapis, pasien atau klien, keluarga dan pemberi pelayanan kesehatan dalam proses pemeriksaan potensi gerak dalam upaya penegakan goal dan tujuan pengobatan yang disepakati dengan menggunakan pengetahuan dan
keterampilan Fisioterapi yang unik

KEWENANGAN FISIOTERAPIS DALAM
MELAKSANAKAN PRAKTIK FISIOTERAPI

a. Asesmen fisioterapi yang meliputi
pemeriksaan dan evaluasi

b. Diagnosa fisioterapi

c. Perencanaan fisioterapi

d. Intervensi fisioterapi

e. Evaluasi/Edukasi

a. ASESMEN FISIOTERAPI

Asesmen termasuk pemeriksaan dan evaluasi pada klien yang berpotensi untuk terjadi kelemahan,
keterbatasan fungsi, ketidak mampuan atau kondisi kesehatan lain dengan cara mengetahui riwayat
perjalanan penyakit, skrening, test khusus, pengukuran dan evaluasi dari hasil pemeriksaan melalui analisis dan sintesa dalam sebuah proses pertimbangan klinis.

b. DIAGNOSIS FISIOTERAPI (ICF)

Diagnosis ditegakkan dari pemeriksaan dan evaluasi dan menyatakan hasil dari proses pertimbangan/pemikiran klinis, berupa pernyataan keadaan disfungsi gerak, meliputi/mencakup kategori kelemahan, limitasi fungsi, kemampuan atau ketidakmampuan. Menunjukkan / mengekpresikan adanya disfungsi gerak mencangkup:

– Gangguan / kelemahan (impairment)

– Limitasi Fungsi (functional limitations)

– Ketidakmampuan (disabilities )

c. Perencanaan

Perencanaan dimulai dengan pertimbangan kebutuhan intervensi dan biasanya menuntun kepada
pengembangan rencana intervensi, termasuk hasil sesuai dengan tujuan yang terukur yang disetujui
pasien/klien, famili atau pelayan kesehatan lainnya. Dapat menjadi pemikiran perencanaan alternatif untuk dirujuk kepada pihak lain bila dipandang kasusnya tidak tepat untuk fisioterapi

d. Intervensi

Intervensi di-implementasikan dan dimodifikasikan untuk mencapai tujuan yang disepakati dan dapat termasuk penanganan secara manual; peningkatan gerakan; peralatan fisis, peralatan elektroterapi dan
peralatan mekanis; pelatihan fungsional; penentuan bantuan dan peralatan bantu; instruksi dan konseling; dokumentasi dan koordinasi, komunikasi.

e. EVALUASI/EDUKASI

Evaluasi :

Apa efek terapi atau efek Latihan, apakah sesuai

dengan tujuan terapi pada pasien sesuai kasusnya.

Edukasi:

Pendidikan pasien adalah proses pemberian informasi, pendidikan, atau pelatihan kepada pasien/klien/famili. Instruksi berkaitan dengan kondisi saat ini, rencana asuhan, pentingnya asuhan, transisi perubahan, Faktor resiko, dll. Fisioterapis bertanggung jawab atas instruksi-instruksi.

KODE ETIK FISIOTERAPI

Garis Besar Kode Etik Fisioterapi Indonesia
adalah :

- Menghargai hak dan martabat individu.

- Tidak bersikap diskriminatif dalam
memberikan pelayanan kepada siapapun
yang membutuhkan.

- Memberikan pelayanan profesional secara
jujur, berkompeten dan bertanggung jawab.

- Mengakui batasan dan kewenangan profesi dan
hanya memberikan pelayanan dalam lingkup profesi
fisioterapi.

- Menjaga rahasia pasien/klien yang dipercayakan
kepadanya kecuali untuk kepentingan
hukum/pengadilan.

- Selalu memelihara standar kompetensi profesi
fisioterapi dan selalu meningkatkan
pengetahuan/ketrampilan.

- Memberikan kontribusi dalam perencanan dan
pengembangan pelayanan untuk meningkatkan
derajat kesehatan individu dan masyarakat.

FISIOTERAPIS

Seorang fisioterapis dapat membantu individu/masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatan dan mencapai kualitas hidup setinggi-tingginya, melalui bentuk palayanan promotif, preventif, kuratif,
habilitatif dan rehabilitatif. Fisioterapis dapat menjalankan praktik pelayanan Fisioterapi secara
mandiri atau bekerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

Fisioterapis dalam memberikan pelayanan fisioterapi memiliki tanggung jawab profesi yang secara hirarki dapat diawasi oleh fisoterapis dengan kompetensi yang lebih tinggi. Fisioterapis juga bekerjasama/berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya. Untuk menjamin pelayanan fisioterapi yang berkualitas, maka fisioterapis diawasi oleh fisioterapis yang memiliki level kompetensi lebih tinggi.

Dalam hal profesi kesehatan lainnya, maka fisioterapis bersifat kolaboratif dan bukan Supervisi. Keamanan bagi pasien dan fisioterapis adalah prinsip kerja fisioterapis berdasarkan kehati-hatian, evidence based practice physiotherapy dan etika profesi. Pelayanan berkualitas diperoleh dengan direct access sehingga sasaran mutu Rumah Sakit akan lebih mudah tercapai.

Hal tersebut berkaitan dengan response time
penanganan, efektifitas dan efisiensi pelayanan
terhadap pasien.

Electrical Physical Agent

 Modalitas Fisioterapi

• Manual -> manual terapi,massage
• Peningkatan gerak -> terapi latihan
• Peralatan meliputi :
✓ Fisik -> SWD, MWD, Cryoterapi, Hydroterapi, terapi sinar
(IR,UV,Laser). US(Gelombang Suara)
✓ elektro terapeutis -> IF,TENS,DC/Galvanik,Faradik
✓ Mekanik -> Taping,bandaging, CPM, Traksi
• pelatihan fungsi
• komunikasi.

Short Wave Diathermy (SWD)

Pengertian SWD

• Terapi panas penentrasi dalam dengan menggunakan gelombang
elektromagnetik frekuensi 27,12 MHz, panjang gelombang 11 m.

Tujuan Pemberian SWD

• Memperlancar peredaran darah, mengurangi rasa sakit, mengurangi
spasme otot, membantu meningkatkan kelenturan jaringan lunak,
mempercepat penyembuhan radang.

Microwave Diathermy (MWD)

Pengertian MWD

• Suatu aplikasi terapeutik dengan menggunakan gelombang mikro dlm
bentuk radiasi elektromagnetik yg akan dikonversi dalam bentuk
dengan frekuansi 2456 MHz dan 915 MHz dengan panjang gelombang
12,25 arus yang dipakai adalah arus rumah 50 HZ, penentrasi hanya 3
cm, efektif pada otot

US (Ultra Sound)

Pengertian US

• Terapi dgn menggunakan gelombang suara tinggi dgn frek 1 atau 3
MHz (>20.000 Hz).

Tujuan pemberian US

• Mengurangi ketegangan otot
• Mengurangi rasa nyeri
• Memacu proses penyembuhan collagen jaringan (dipilih untuk
jaringan kedalaman < dari 5 cm)

Metode US

• Kontak langsung : paling banyak digunakan ; perlu adanya media
coupling (Gel, water oil, pasta analgetik, water)
➢ Syarat media coupling harus steril, tidak terlalu cair, tidak terlalu
mudah diserap tubuh, tidak menimbulkan flek/pekat

• Kontak tidak langsung : sub aqual (dalam air) di dalam air, hal ini
dilakukan bila regio yang akan diterapi areanya kecil dan tidak rata
permukaannya

IR (Infra Red)

• Sinar elektromagntik yang memiliki panjang gelombang 7.700 – 4jt
Amper

HIDROTERAPI

• Hidroterapi merupakan salah satu modalitas Fisioterapis yang dalam
pelaksanaannya memanfaatkan pegaruh suhu, mekanik, chemis dan
tekanan dari zat cair.
• Pada pemanfaatan zat cair sebagai media terapi dengan suhu, dijumpai dua
pengelompokan besar yaitu panas dan dingin.
• Pemanfaatan suhu zat cair dapat berupa Cryotherapy, parafin bath, contras
bath, hot bath, hot pack, dll
• Dipilahkan dalam:
✓Hydrothermal
✓Hydomechanic
✓Hydrochemis

TERAPI LISTRIK UNTUK MODULASI NYERI

• Adalah pemberian arus listrik yg diaplikasikan ke jaringan tubuh guna
menimbulkan tanggap rangsang fisiologis jaringan yg bersangkutan
baik sbg akibat stimulus scr langsung maupun tak langsung dimana
pengaruh tak langsung terjadi akibat pengaruh langsung (Gad Alon,
1987 dalam Paryoto, 2004).

ARUS YG DAPAT DIGUNAKAN

• TENS
• AL-TENS
• Intense TENS
• INTERFERENSIAL
• DIADINAMIS

TENS

• Transcutaneus Electrical nerve stimulation (TENS) merupakan suatu cara
penggunaan energi listrik guna merangsang sistem saraf melalui
permukaan kulit dan terbukti efektif untuk merangsang berbagai tipe nyeri
• Pada TENS mempunyai bentuk pulsa : Monophasic mempunyai bentuk
gelombang rectanguler, trianguler dan gelombang separuh sinus searah;
biphasic bentuk pulsa rectanguler biphasic simetris dan sinusoidal biphasic
simetris; pola polyphasic ada rangkaian gelombang sinus dan bentuk
interferensi atau campuran.
• Pulsa monophasic selalu mengakibatkan pengumpulan muatan listrik pulsa
dalam jaringan sehingga akan terjadi reaksi elektrokimia dalam jaringan
yang ditandai dengan rasa panas dan nyeri apabila penggunaan intensitas
dan durasi terlalu tinggi.

Tujuan pemberian TENS

• Memeilhara fisiologis otot dan mencegah atrofi otot, re-edukasi
fungsi otot, modulasi nyeri tingkat sensorik, spinal dan supraspinal,
menambah Range Of Motion (ROM)/mengulur tendon,
memperlancar peredaran darah dan memperlancar resorbsi oedema

ARUS INTERFERENSIAL

• Merupakan penggabungan 2 arus frekuensi menengah yg masing2
mempunyai frekuensi berbeda shg akan menimbulkan frekuensi dg
amplitudo yg mengalami modulasi yg dikenal sebagai : Amplitudo
Modulation Frequency (AMF)

ARUS DIADINAMIK

• Merupakan hasil rektifikasi arus bolak balik atau pensearahan arus
bolak balik dengan gelombang penuh atau setengah gelombang,
mempunyai durasi pulsa yg sama utk semua jenis arusnya ( 10 ms
)dan menghslkan reaksi asam basa dibawah elektrodenya.Sering
digunakan utk kondisi nyeri kronis

Materi UltraSound

 

MATERI PENGGUNAAN ALAT ULTRA SOUND ATAU “US” DALAM BIDANG KESEHATAN

 

A.    LANDASAN TEORI

Sebagian dari anda yang rutin pergi ke rumah sakit atau melakukan rawat jalan rutin, pasti tidak asing lagi dengan alat yang bernama ultrasound. Salah satu alat medis ini memang banyak digunakan khususnya oleh rumah sakit besar, dalam mendukung para tenaga kesehatan dan juga dokter dalam melakukan pemeriksaan. Namun alat ini tidak dapat melakukan pengobatan hanya dapat menunjang dokter untuk memeriksa pasien dan juga memilih metode yang tepat untuk pasien tersebut.

Peralatan ultrasound biasanya digunakan oleh dokter umum dan spesialis untuk mendapatkan gambaran organ dalam pasien. Gambar-gambar tersebut akan terbentuk ketika bagian ujung dari alat digerakkan di sekujur bagian yang ingin diketahui, seperti pada daerah perut misalnya. Bagian ujung alat USG akan mengeluarkan gelombang suara yang akan menembus kulit dan akan menimbulkan gema. Gema yang ditangkap oleh bagian ujung tersebut akan dicatat oleh alat dan hasilnya akan ditampilkan di layar. Meskipun begitu, mutu gambar yang dihasilkan, dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti udara atau gas, lapisan lemak, tulang dan keahlian dari pengguna alat. Ultrasound biasanya digunakan sebagai alat diagnostik. Namun alat ini dapat digunakan untuk tindakan pemeriksaan atau bahkan untuk perawatan. Ultrasound biasanya digunakan sebagai alat diagnostik. Namun alat ini dapat digunakan untuk tindakan pemeriksaan atau bahkan untuk perawatan.

 

B.     POKOK PEMBAHASAN

1.      Pengertian UltraSound (US)

2.      Manfaat UltraSound (US)

3.      Indikasi Penggunaan (US)

4.      Kontra Indikasi Penggunaan UltraSound (US)

5.      Efek Samping Penggunaan UltraSound (US)

6.      Cara Penggunaan UltraSound (US)

 

C.    TUJUAN PEMBAHASAN

Untuk mengetahui penggunaan alat UltraSound dalam bidang kesehatan khususnya di bagian Fisioterapi dan juga cara memberikan terapi UltraSound kepada pasien .

 

 

 

1

D.    HASIL DAN PEMBAHASAN

I.                   Pengertian UltraSound

Ultrasound merupakan sebuah alat pencitraan yang biasanya digunakan untuk mendiagnosa, sebab berbagai penyakit dan juga kondisi kesehatan pada pasien saat ini. Umumnya memiliki kemampuan dapat menciptakan gelombang suara yang akan menimbulkan gema saat disorotkan ke dalam tubuh. Gelombang-gelombang ini kemudian akan menciptakan gambar yang dapat digunakan oleh banyak tenaga kesehatan dalam mendiagnosis penyakit atau kondisi pasien. Gelombang bunyi ini merupakan vibrasi/ getaran dari molekul2 zat dan saling beradu satu sama lain, namun demikian zat tersebut terkoordinasi menghasilkan gelombang serta mentransmisikan energi.

Ultrasound umumnya dikenal sebagai nama ultrasonografi ataupun sonografi. Kebanyakan tindakan operasi yang dilakukan dengan menggunakan peralatan ultrasound yang berada diluar tubuh. Namun dalam beberapa kondisi kesehatan para dokter, membutuhkan penggunaan ultrasound dan mengharuskan alasan tersebut untuk dimasukkan ke dalam tubuh pasien. Hal ini namun jarang sekali terjadi kecuali ada hal-hal tertentu atau kasus tertentu yang dapat ditangani atau dilakukan dari luar tubuh.

Teknologi ultrasound atau USG dapat membantu dokter memerika organ dalam tubuh, pembuluh darah, dan jaringan, tanpa harus membuat sayatan. Berbeda dari tes pencitraan lainnya, teknologi ultrasound tidak menggunakan radiasi. Oleh karena itu, ultrasound aman digunakan untuk memeriksa janin selama masa kehamilan.

 

II.                Manfaat UltraSound

Ultrasound biasanya digunakan sebagai alat diagnostik. Namun alat ini dapat digunakan untuk tindakan pemeriksaan atau bahkan untuk perawatan. Kegunaan lain dari ultrasound yang cukup umum adalah:

·         Ekokardiografi – ultrasound digunakan untuk menilai kerja jantung. Tindakan ini dapat dilakukan secara trans-torasik (ujung alat berada di luar tubuh) atau trans-esofageal (ujung alat dimasukkan ke dalam kerongkongan melalui mulut).

·         Evaluasi pembekuan darah di pembuluh darah – USG dapat menemukan pembekuan darah dalam beberapa kondisi kesehatan seperti trombosis (gumpalan bekuan darah) vena dangkal atau dalam, aneurisma (pelebaran abnormal pembuluh darah akibat penipisan atau pelemahan dinding pembuluh darah), atau stenosis (penyempitan). Tindakan ini sering digunakan pada pasien yang terkena stroke.

·         Evaluasi Struktur Abdominal – USG dapat digunakan untuk menemukan kehadiran batu empedu, menentukan ada atau tidaknya infeksi pada organ, menemukan penyumbatan di saluran empedu, memeriksa adanya usus buntu atau batu ginjal, dan untuk menemukan penyebab dari suatu kondisi kesehatan seperti nyeri perut (abdomen) bagian bawah.

Itulah kelebihan dan juga cara penggunaan ultrasound yang umumnya digunakan di dalam rumah sakit. Hal yang perlu anda ketahui adalah, anda dapat menggunakan alat ini atau menyediakan alat ini.

2

III.             Indikasi Penggunaan UltraSound

Dalam penggunaan US terdapat beberapa indikasi yang bisa terjadi , yakni :

  1. Pemendekan otot atau spasme otot.
  2. Pemendekan jaringan lunak lain seperti kapsul sendi, ligamen, dan tendon yang menyebabkan keterbatasan gerak sendi dan nyeri.
  3. Peradangan sendi dan jaringan lunak sekitar sendi.
  4. Nyeri sendi dan jaringan lunak sekitar sendi.
  5. Luka yang sulit sembuh.
  6. Trauma pada sendi dan jaringan lunak sekitar sendi.
  7. Entrapment syndrome yaitu terjepitnya saraf tepi oleh jaringan lunak pada sendi-sendi tertentu. Misalnya: Carpal Tunnel Syndrome (CTS).
  8. Stimulasi pertumbuhan tulang pada patah tulang.
  9. Membantu memasukkan obat-obat topikal atau yang dioles sebagai media transmisi terapi ultrasound sehingga obat-obat tersebut akan masuk lebih dalam mencapai target terapi dan efektif. Terapi ultrasound jenis ini disebut Phonophoresis.
  10. Beberapa penelitian terbaru juga mengatakan terapi ultrasound dapat membantu resorpsi penumpukan kalsium di tendon otot-otot bahu, meskipun mekanisme kerja sebenarnya belum diketahui secara pasti.

 

IV.             Kontra Indikasi Penggunaan UltraSound

Terapi Ultrasound merupakan salah satu jenis terapi yang relatif paling aman dalam bidang Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi. Meskipun demikian ada beberapa kontraindikasi untuk mendapatkan terapi ini. Sebaiknya seseorang yang mempunyai kontraindikasi di bawah ini memberitahukan kepada dokter atau fisioterapis sebelum mendapatkan terapi ini.

Kontraindikasinya meliputi :

  1. Tumor atau kanker.
  2. Kehamilan.
  3. Menggunakan alat pacu jantung.
  4. Menggunakan komponen plastik atau bahan methylmethacrylate cement atau sering disebut joint cement pada daerah sendi sebagai prosthesis pada operasi penggantian sendi.
  5. Gangguan perdarahan terutama thrombophlebitis.
  6. Terapi Ultrasound tidak boleh diberikan pada daerah mata dan organ reproduktif.
  7. Pada penderita pasca operasi saraf tulang belakang atau HNP dengan metode laminektomi di atas level L2, pada keadaan ini terapi ultrasound tidak diberikan dekat atau pada area laminektomi karena saraf tulang belakang pada daerah ini lebih terbuka.
  8. Pemasangan silikon pada payudara.

Sebelum mendapatkan terapi ultrasound sebaiknya menggunakan baju longgar yang memudahkan untuk proses terapi, untuk bagian atas dianjurkan untuk menggunakan baju tanpa lengan atau baju longgar yang nyaman, untuk bagian bawah sebaiknya menggunakan rok longgar yang nyaman atau celana pendek.

 

3

V.                Efek Samping Penggunaan UltraSound

Secara umum terapi ultrasound sangat jarang menimbulkan efek samping, bila terjadi efek samping, bersifat reversibel atau dapat kembali sempurna setelah terapi dihentikan atau dalam waktu 2-3 hari. Efek samping yang dapat terjadi :

  1. Panas yang dapat menimbulkan kemerahan pada kulit dan terasa perih.
  2. Bertambah nyeri bila intensitas terapi yang diberikan terlalu besar dan teknik pemberian terapi ultrasound stasioner atau tidak bergerak.
  3. Pada pemberian terapi Ultrasound Phonophoresis menggunakan obat-obatan topikal tertentu dapat menimbulkan reaksi alergi berupa gatal dan kemerahan pada kulit.

Gel ultrasound sendiri sebagai media perantara gelombang ultrasound sebagian besar berbahan dasar air sehingga tidak pernah menimbulkan reaksi alergi pada kulit, kecuali ada beberapa gel ultrasound yang di dalamnya sudah mengandung obat tertentu atau pengharum.

Gelombang ultrasound yang ada di Indonesia berbahan dasar air dan tidak mengandung zat aktif tertentu.

 

VI.             Prosedur Atau Tata Cara Penggunaan UltraSound

Sebelum terapi UltraSound dilakukan alangkah baiknya  mempersiapkan pakaian yang longgar ataupun tidak terlalu ketat, terapis atau dokter akan memberikan baju khusus untuk terapi yang nyaman, seperti kemben atau rok.

Sebaiknya juga tidak menggunakan lotion ataupun obat-obatan gosok yang dapat menghambat transmisi gelombang ultrasound, bila menggunakan lotion atau obat-obatan yang dioles sebaiknya beritahukan kepada terapis atau dokter sebelum terapi dimulai.

Berikut Tata Cara penggunaan alat UltraSOund yang benar :

  1. Menggunakan pakaian yang longgar dan nyaman.
  2. Dokter atau terapis akan memeriksa kembali daerah yang akan diberikan terapi dan melakukan wawancara kembali mengenai kelainan yang diderita dan kemungkinan kontraindikasi untuk pemberian terapi dan riwayat alergi terhadap zat-zat tertentu yang dioleskan.

Dokter maupun terapis akan menjelaskan sekali lagi tujuan terapi ultrasound sesuai kondisi dan keadaan seseorang, tiap individu berbeda.

  1. Dokter atau terapis akan membersihkan daerah yang akan diterapi dari minyak ataupun kotoran yang menempel di kulit termasuk dari lotion atau obat-obat gosok yang dipakai sebelumnya menggunakan kapas alkohol atau kapas yang diberi air.

Bila mempunyai kulit yang sensitif dan sangat kering, sebaiknya diberitahukan kepada dokter atau terapis, sehingga tidak akan digunakan kapas alkohol yang kadang dapat menyebabkan iritasi kulit.

4

4.      Dokter atau terapis akan memposisikan bagian yang akan diterapi senyaman mungkin.

  1. Dokter atau terapis akan melakukan pengaturan dosis alat ultrasound.
  2. Dokter atau terapis akan memberikan gel di atas kulit yang akan diterapi ataupun obat-obatan topikal tertentu dicampur dengan gel ultrasound pada terapi Ultrasound Phonophoresis, kemudian mulai melakukan terapi dengan gerakan probe melingkar atau maju mundur pada daerah tersebut.

Pada saat terapi dilakukan bila efek termal yang diinginkan, akan terasa hangat pada daerah yang diterapi, bila efek mekanik atau non termal yang diinginkan maka tidak akan terasa apa-apa hanya terasa pergerakan probe ultrasoundnya.

Terapi akan berlangsung selama 7-10 menit bergantung pada tujuan terapi. (Probe adalah alat yang memancarkan gelombang ultrasound pada terapi ultrasound bebentuk seperti hand shower). 

  1. Bila terasa nyeri atau panas berlebihan saat terapi berlangsung segera beritahu dokter atau terapis Anda.
  2. Setelah selesai terapi, dokter atau terapis akan membersihkan sisa gel atau obat-obatan topikal yang masih tersisa pada daerah yang diterapi dan akan melakukan peregangan pada daerah tersebut beberapa kali.
  3. Dokter atau terapis akan kembali melakukan pemeriksaan dan wawancara mengenai efek yang dirasakan setelah selesai terapi.

Frekuensi pemberian terapi ultrasound bergantung pada tujuan terapi dan respons dari penderita. Bila efek terapi termal yang diinginkan maka frekuensi terapi ultrasound adalah 3 kali seminggu, bila efek non termal yang diinginkan maka frekuensi terapi ultrasound dapat dilakukan setiap hari atau 3-4 kali seminggu. Sampai berapa lama atau berapa kali? Tentunya bergantung pada respons terapi dan analisis dan pengalaman klinis dokter atau terapis yang memberikan terapi di pusat terapi tersebut.

Setiap dokter ataupun terapis yang memberikan terapi ultrasound di suatu pusat terapi memiliki pengalaman yang berbeda-beda dengan dokter atau terapis di pusat terapi yang lain, sehingga dosis yang diberikan dan jumlah terapinya pun tidak sama meskipun kelihatannya sama caranya. Pada kebanyakan kasus, efek terapi ultrasound akan mulai dirasakan setelah 1-3 kali terapi.

 

VII.          Daftar Pustaka

https://flexfreeclinic.com/layanan/detail/26

https://www.sehatq.com/tindakan-medis/ultrasound

https://news.ciptamedika.com/ultrasound-pengertian-fungsi-dan-penggunaannya/

 

5

 

Short Wave Diathermy Dan Micro Wave Diathermy

  MATERI PENGGUNAAN ALAT SWD DAN MWD DALAM BIDANG KESEHATAN   A.     LANDASAN TEORI Penggunaan alat short wave diathermy (SWD) b...